SELAMAT DATANG DI BLOG CHELSEA TANPA OLIVIA

Selasa, 05 April 2011

AKU IKHLASKAN KEPERGIANMU ( MAMA )


Hari sudah senja. Langit sore menyajikan pendar jingga yang kini telah berubah menjadi kelam.

“ Hmmm....” ( Menghela nafas panjang )

Aku harap minggu kali ini tak sekelabu seperti malam minggu yang telah membawaku ikut kelam.

“ Semoga “ ( Pintaku dalam hati )

Diluar malampun dipayungi langit pekat tanpa ribuan bintang. Hujan gerimis turun dan kini semakin lebat. Bumi seakan menggigil kedinginan seperti diriku kini.

“ Malam minggu kali ini tak boleh ada tangis sedikitpun “ bertekad

Namun...

Ya Tuhan... Mengapa setiap rasa rindu itu hadir, setiap kesendirian melanda, aku tak mampu untuk mengelak. Aku tak tahu harus bagaimana cara untuk bertahan. Aku bahkan sangat begitu rapuh dan tersiksa selepas kepergian beliau. Dan sejak saat itulah seperti mimpi buruk mulai berawal.

Aku mencoba menepis rasa rindu ini. Air mata ku hapus kini dan berusaha lebih ikhlas melepaskan kepergiannya. Aku harus bangkit menjalani keadaan dan kenyataan daripada aku harus menyalahkan segalanya. Takdir ini bukan untuk aku tangisi tapi aku harus jalani seperti apa nasibku kedepannya.

Aku kembali mengusap air mataku yang masih tersisa dipipi. Aku berdiri didepan cermin melihat bayangku yang masih termenung. Aku mencoba tersenyum semanis dan secantik mungkin. Akupun meyakinkan diri. Mungkin dengan begini tekadku akan semakin bertambah kuat.

“ Hmmm... Aku harus bisa bangkit lagi “ membulatkan tekad kembali

Tapi...

“ Oh Tuhan...mengapa aku masih tak punya kekuatan untuk melepas kepergian mama  ? “

Tanpa kusadari untuk kesekian kalinya cairan bening itu kini mengalir lagi.

“ Mama... aku rindu mama “ jerit bathinku

Hujan semakin bertambah lebat seperti air mataku kini. Teringat kembali  minggu malam 14 januari 2006, pukul 18:30 hingga malam pergantian hari. Aku masih melihat sebersit senyuman dan tatapan tajam penuh isyarat tapi tak dapat aku tangkap arti maksud dan tujuannya. Itu adalah hal yang terbodoh yang pernah aku alami. Rasa sakit yang membelenggu tak terasa terlihat diwajah mama. Akupun merasa yakin, mama bisa bertahan hidup lebih lama lagi. Melihat jika aku menikah nanti serta menyaksikan cucu-cucu dari kakak-kakakku  tumbuh menjadi dewasa. Namun Tuhan berkehendak lain. Pukul 00.45 januari tanggal 15, tahun 2006. Mama menghembuskan nafas terakhirnya tanpa sepatah kata terdengar ditelingaku dan benar-benar tanpa aku sadari. Tergolek dengan kedua tangan telah tertata rapi  di atas perut menghadap kearah kiblat, seakan mama  benar-benar  telah mempersiapkan kepergiannya. Masih terasa hangat suhu tubuhnya, kedua mata terpejam dan mulut tertutup rapat layak orang yang sedang tertidur dengan pulasnya. Mamaku telah benar-benar pergi meninggalkanku tanpa pesan apapun. Yang aku tahu pasti, mama selalu mempertanyakan kapan pagi akan tiba. Pemberontakan serta tangis dan teriakanku terasa sia-sia. Mama tak akan kembali lagi menyapa dunia. 

Aku berusaha bersabar dan mencoba untuk ikhlas. Doa tak henti aku lepas hingga mama keliang lahat. Aku semakin tak kuasa  membendung tangisku melihat mama telah diturunkan bersatu dengan tanah . Mulut pun aku bekap dengan kedua tanganku, agar suara tangis ini mampu aku redam. Sakit hati ini terasa menyesakkan dada dan raga serasa tak mampu lagi aku topang.

Hari itu adalah hari yang benar-benar tak dapat aku lupakan dalam hidupku. Tak dapat aku tanggalkan seluruh peristiwa itu dari benakku hingga saat ini. Sampai detik ini bayangan mama selalu menghiasi fikiranku.
 
Entah untuk yang keberapa kalinya  aku kembali mengusap air mataku.

“ Aku nggak boleh cenggeng, aku nggak boleh nangis lagi “ membulatkan tekad lagi dan lagi.

Aku mulai beranjak dari tempatku mematok diri menuju pembaringanku. Aku meraih bolpoin dan buku diary diatas kasurku. Aku mencoba mengusir rasa itu dengan menuliskan sebuah kata demi kata merangkai menjadi sebuah puisi untuk mewkili segala perasaanku saat itu.

Dear diary
Sweet home 06-03-2006

Dear yang kurindu...
Dingin malam hatiku resah
Rasa rindu ini membelenggu asa
Dan kini berkecamuk dikalbu
Inginku lari tapi kemana ?
Ingin kugapai aku tak sampai
Ingin kurengkuh apa daya aku tak mampu
Untaian kata memendam rasa
Engkau ku sayangi selamanya.

Malam mulai larut . Bintang masih saja tertutup awan hitam. Anginpun berhembus mendinginkan suasana . Aku merebahkan tubuhku, ku sembunyikan wajahku yang telah sembab oleh air  mata. Aku rasa air mataku telah habis terkuras oleh kenangan. Sambil ku telungkupkan kepala dibalik lengan, mataku  kini telah sayu. Tanpa aku menyadari, saat itu dengan perlahan dan pasti kedua mataku mulai terpejam. Seakan aku telah meninggalkan dunia menuju batas cakrawala melewati berbagai ruang. Akupun mulai tertidur.

Good nigth mom And I miss you..

oleh Chelsea Tanpa Olivia pada 24 Oktober 2009 jam 21:50
Diperbaharui kembali bentuk penulisan serta judulnya jumat 24 maret 2017  jam 20:15

THE END

IN MEMORIAM



 

2 komentar:

chacha mengatakan...

hikzzzzz,,, terharu,yang sabar yah !!!!

Unknown mengatakan...

mengharukan memang,,namun apa yang kutorehkan di BLOG ku ini langsung dari hati...